Diabetes Melitus: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, & Pencegahan
Artikel ini Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo. Terbit: 21 Januari 2020.
Penyakit diabetes melitus adalah kondisi di mana kandungan gula dalam darah melebihi normal dan cenderung tinggi. Diabetes yang juga disebut kencing manis ini merupakan kondisi kronis dan berlangsung seumur hidup, yang memengaruhi kemampuan tubuh menggunakan energi dari makanan yang dicerna.
Diabetes melitus adalah penyakit yang telah diderita banyak orang, yakni sebanyak 350 juta orang di seluruh dunia. Sekitar 3 sampai 4 juta orang meninggal karena diabetes pada tahun 2004. Lebih dari 80 persen kematian akibat DM terjadi di negara dengan tingkat penghasilan menengah dan rendah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kematian akibat DM akan meningkat dua kali lipat selama tahun 2005 sampai 2030.
Jenis
Diabetes Melitus
Ada dua
jenis utama dari penyakit ini: Diabetes melitus Tipe 1 dan diabetes melitus
Tipe 2:
1. Diabetes Tipe 1
Adalah
penyakit autoimun yang dikenal sebagai diabetes remaja. Diabetes jenis ini terjadi ketika sistem
kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas.
Gejala diabetes bisa datang secara tiba-tiba dan akan semakin memburuk.
2. Diabetes Tipe 2
Adalah
kondisi metabolisme di mana tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau menjadi
resisten terhadapnya. Tipe 2 adalah bentuk paling umum dan terkadang dapat
diatasi dengan diet dan olahraga yang tepat, atau obat untuk meningkatkan
sensitivitas terhadap produksi insulin tubuh.
Tidak hanya
dua jenis diabetes, namun terdapat beberapa jenis lainnya, termasuk berikut
ini:
3. Diabetes Gestational
Adalah
bentuk diabetes yang terjadi selama kehamilan. Diabetes jenis ini biasanya
terdeteksi pada pertengahan kehamilan sekitar 24 hingga 28 minggu.
Diabetes
jenis ini dapat diatasi dengan diet yang tepat, olahraga, dan memantau kadar
glukosa darah.
4. LADA
Adalah
singkatan dari Latent Autoimmune Diabetes of Adulthood. Seperti diabetes
Tipe 1, LADA terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi insulin yang cukup.
Perbedaannya adalah LADA berkembang perlahan dan insulin mungkin masih
diproduksi bahkan setelah diagnosis.
LADA
biasanya didiagnosis pada usia dewasa. Perawatan penderita LADA akan serupa
dengan diabetes tipe 1 setelah produksi insulin hilang sepenuhnya.
5. MODY
Maturity
Onset Diabetes of the Young (Mody) adalah bentuk diabetes yang langka. MODY
disebabkan oleh mutasi atau perubahan pada gen tunggal yang mengganggu produksi
insulin. Mody biasanya didiagnosis pada usia 20 dan lebih muda tetapi dapat
terjadi pada usia berapa pun.
Jenis DM ini
biasa diatasi dengan diet dan olahraga yang tepat, atau jenis menggunakan obat
yang disebut terapi sulfonilurea.
6. NDM
Neonatal
Diabetes Mellitus (NDM)
adalah bentuk monogenik dari diabetes, seperti MODY. NDM didiagnosis sejak
lahir hingga 6 bulan. Kasus NDM termasuk langka. Perlu diketahui, NDM sering
keliru dengan diabetes tipe 1, tetapi tipe 1 jarang terlihat pada anak sebelum
usia 6 bulan.
Terdapat 20
gen berbeda yang dapat menyebabkan NDM. Diabetes jenis ini bisa sementara dan
menghilang kemudian dalam kehidupan yang disebut transient neonatal diabetes
mellitus (TNDM).
Penyebab
Diabetes Melitus
Penyebab
diabetes melitus adalah terganggunya kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa
ke dalam sel. Tubuh normal mampu memecah gula dan karbohidrat yang Anda makan
menjadi gula khusus yang disebut glukosa.
Glukosa
merupakan bahan bakar untuk sel-sel dalam tubuh. Untuk memasukkan glukosa ke
dalam sel dibutuhkan insulin. Pada pengidap diabetes, tubuh tidak memiliki
insulin (DM tipe 1) atau insulin yang ada kurang adekuat (DM tipe 2).
Sel-sel yang
tidak dapat mengambil glukosa, akibatnya akan menumpuk dalam aliran darah.
Tingginya kadar glukosa dalam darah dapat merusak pembuluh darah kecil di
ginjal, jantung, mata, dan sistem saraf. Oleh karena itu, diabetes yang tidak
segera ditangani dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal,
kebutaan, dan kerusakan saraf di kaki.
Faktor Risiko Diabetes Melitus
Faktor
risiko diabetes tipe 1 tidak diketahui secara pasti dibanding diabetes tipe 2.
Faktor risiko penyebab diabetes ini kemungkinan oleh riwayat keluarga.
Sementara faktor risiko lainnya termasuk infeksi atau penyakit pankreas
tertentu.
Sementara
itu berikut ini yang dapat meningkatkan faktor risiko untuk diabetes tipe 2:
- Kelebihan
berat badan (obesitas)
- Tekanan
darah tinggi (hipertensi)
- Kadar
trigliserida tinggi dan kadar kolesterol baik (HDL) rendah
- Sindrom
ovarium polikistik
- Riwayat
keluarga
- Bertambahnya
usia
- Resistensi
insulin
- Toleransi
glukosa terganggu
- Diabetes
gestasional selama kehamilan
Wilayah yang
memiliki risiko diabetes lebih besar, di antaranya Amerika Latin,
Afrika-Amerika, Amerika Asli, Asia-Amerika, Kepulauan Pasifik, dan penduduk asli
Alaska.
Tanda dan
Ciri-Ciri Diabetes
Kedua jenis
diabetes memiliki beberapa gejala dan tanda yang sama. Pada umumnya, gejala
diabetes melitus adalah:
1. Kelaparan dan Kelelahan
Ciri-ciri
diabetes yang pertama berkaitan dengan mekanisme sistem pencernaan. Tubuh
mengubah makanan menjadi glukosa yang digunakan untuk menghasilkan energi.
Ketika insulin tidak optimal lagi atau tidak ada, maka tubuh akan merasa mudah
lelah dan cepat lapar.
2. Lebih Sering Berkemih dan Mudah
Haus
Rata-rata
orang biasanya berkemih antara 4 sampai 7 kali dalam 24 jam, tapi orang-orang
dengan penyakit ini mungkin menjadi lebih mengalami gejala diabetes yang satu
ini. Mengapa? Biasanya ginjal akan menyerap glukosa diikuti oleh penyerapan
air. Tetapi pada penderita diabetes, kadar gula darah sudah meningkat sehingga
tubuh tidak mungkin menyerap ulang glukosa. Akhirnya, air yang melewati ginjal
menjadi lebih banyak.
3. Mulut Kering dan Kulit Gatal
Semakin
sering berkemih menyebabkan terjadinya kekurangan air pada bagian tubuh lainnya.
Anda bisa mengalami dehidrasi dan mulut terasa kering. Ciri-ciri diabetes ini
dapat membuat Anda gatal.
4. Penglihatan Kabur
Perubahan
tingkat cairan dalam tubuh bisa membuat lensa di mata membengkak sehingga lensa
mata berubah bentuk dan kehilangan kemampuan untuk fokus.
Sementara
pada kondisi tertentu, terdapat gejala diabetes yang cenderung muncul setelah
glukosa telah tinggi untuk waktu yang lama.
5. Infeksi Jamur
Baik pria
maupun wanita yang menderita diabetes bisa terkena infeksi. Jamur menyukai
glukosa, sehingga pengidap diabetes membuat jamur mudah berkembang. Infeksi
dapat tumbuh dalam area kulit yang hangat dan lembap seperti lipatan kulit,
yaitu di antara jari tangan dan kaki, di bawah payudara, dan di sekitar organ
intim.
6. Penyembuhan Luka Menjadi Lambat
Seiring
waktu, gula darah tinggi dapat memengaruhi aliran darah dan menyebabkan gejala
diabetes, seperti kerusakan saraf yang membuat tubuh Anda sulit untuk
menyembuhkan luka.
7. Nyeri atau Mati Rasa di Kaki
Ciri-ciri
diabetes lainnya juga ditandai dengan munculnya rasa nyeri atau bahkan mati
rasa di area kaki. Ini bisa terjadi beberapa kali dan jika mengalaminya,
sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
8. Berat Badan Turun
Jika tubuh
tidak bisa mendapatkan energi dari Anda sendiri, sel akan mulai membakar otot
dan lemak untuk mendapatkan sumber energi lainnya sebagai gantinya. Orang
diabetes akan kehilangan berat badan meskipun tidak berolahraga maupun tidak
mengurangi makan.
9. Mual dan Muntah
Gejala
diabetes selanjutnya penderita mengalami mual dan muntah. Ketika tubuh membakar
sumber energi lain selain glukosa, hasil pembakaran itu berupa “keton.” Darah
dapat jatuh dalam kondisi pH asam, kondisi mungkin mengancam jiwa yang disebut
ketoasidosis diabetikum. Keton dapat menyebabkan sakit perut, mual, dan muntah.
Komplikasi
Diabetes Melitus
Komplikasi
diabetes dibagi menjadi dua, yakni mikrovaskular (karena kerusakan pembuluh
darah kecil) dan makrovaskular (karena kerusakan pembuluh darah yang lebih
besar).
- Komplikasi
mikrovaskular termasuk kerusakan mata (retinopati) yang menyebabkan
kebutaan, ginjal (nefropati) yang menyebabkan gagal ginjal dan saraf yang
mengarah pada impotensi dan gangguan kaki diabetik (mencakup infeksi parah
yang menyebabkan amputasi).
- Komplikasi
makrovaskular termasuk penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung,
stroke dan kekurangan aliran darah ke kaki. Mengontrol metabolik dengan
baik pada diabetes tipe 1 dan 2 dapat menunda timbulnya dan perkembangan
komplikasi.
Diagnosis
Diabetes Melitus
Penyakit
diabetes adalah penyakit yang seringkali bisa dideteksi dengan melakukan tes
urine, untuk mengetahui apakah ada kelebihan glukosa. Ini biasanya didukung
oleh tes darah, yang mengukur kadar glukosa dalam darah dan dapat memastikan
apakah penyebab gejala Anda adalah diabetes.
Jika
khawatir bahwa Anda mungkin memiliki beberapa gejala di atas, Anda disarankan
untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan yang berkualitas.
Cara
Mengobati Diabetes Melitus
Pengobatan
diabetes dapat dilakukan berdasarkan jenis DM yang Anda derita. Berikut ini
penjelasannya:
1. Diabetes Tipe 1
Pengobatan
untuk diabetes melitus tipe 1 selalu diobati dengan pemberian suntikan insulin,
dengan cara disuntikkan melalui kulit ke dalam jaringan lemak (biasanya di
jaringan lemak perut).
2. Diabetes Tipe 2
Kebanyakan
penderita diabetes tipe 2 membutuhkan terapi obat untuk mengontrol gula darah.
Untuk mencapai kadar gula darah normal, mungkin dengan dengan penurunan berat
badan, diet sehat dan olahraga teratur. Jika obat diperlukan, diet dan olahraga
tetap penting untuk mengendalikan diabetes.
Obat-obatan
yang digunakan untuk diabetes tipe 2 termasuk pil dan suntikan. Obat ini
bekerja dengan berbagai cara:
- Mengurangi
resistensi insulin pada otot dan hati.
- Meningkatkan
jumlah insulin yang dibuat dan dilepaskan oleh pankreas.
- Memberikan
insulin tambahan.
- Menyebabkan
peningkatan pelepasan insulin dengan setiap kali makan.
- Menunda
penyerapan gula dari usus.
- Memperlambat
pencernaan.
- Mengurangi
nafsu makan untuk makan besar.
- Mengurangi
konversi lemak menjadi glukosa.
Pembedahan
untuk penurunan berat badan mungkin menjadi salah satu pilihan bagi beberapa
penderita obesitas yang menderita diabetes tipe 2.
Kapan Harus
ke Dokter?
The American
Diabetes Association
menganjurkan melakukan skrining glukosa darah jika anda berusia 45 atau lebih,
dan berusia dewasa yang kelebihan berat badan dari segala usia, dengan satu
atau lebih faktor risiko tambahan untuk diabetes, seperti riwayat keluarga
diabetes, riwayat pradiabetes pribadi atau gaya hidup tidak aktif. Setelah usia
45, dokter mungkin akan menyarankan melakukan skrining setiap tiga tahun.
Pencegahan
Diabetes Melitus
Ada berbagai
tip yang bisa membantu mencegah penyakit diabetes melitus, berikut di
antaranya:
1. Perbanyak Aktivitas Fisik
Ada banyak
manfaat aktivitas fisik secara teratur. Seperti olahraga yang dapat membantu:
- Menurunkan
berat badan.
- Menurunkan
kadar gula darah.
- Meningkatkan
sensitivitas terhadap insulin – yang membantu menjaga kadar gula darah
dalam kisaran normal.
2. Konsumsi Serat yang Banyak
Makan
makanan yang berserat dapat membantu:
- Mengurangi
risiko diabetes dengan meningkatkan kontrol gula darah.
- Menurunkan
risiko penyakit jantung.
- Membantu
menurunkan berat badan dengan membantu Anda merasa kenyang.
- Makan
makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan
biji-bijian.
3. Menggunakan Biji-Bijian Utuh
Biji-bijian
utuh dapat mengurangi risiko diabetes dan membantu mempertahankan kadar gula
darah. Banyak makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh siap dimakan, seperti
berbagai roti, produk pasta, dan sereal.
4. Menurunkan Berat Badan Ekstra
Jika
kelebihan berat badan, pencegahan diabetes tergantung pada penurunan berat
badan. Setiap penurunan berat badan dapat meningkatkan kesehatan.
1. Anonim 2018. The 6 Different
Types of Diabetes. https://thediabeticjourney.com/the-6-different-types-of-diabetes/.
(Diakses 21 November 2019).
2. Anonim. 2019. Diabetes prevention:
5 tips for taking control. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-diabetes/in-depth/diabetes-prevention/art-20047639.
(Diakses 21 November 2019).
3.
Anonim. Tanpa
Tahun. Diabetes. https://www.who.int/diabetes/action_online/basics/en/index3.html.
(Diakses 21 November 2019).
4. Anonim. 2019. Diabetes Mellitus
Overview. https://www.drugs.com/health-guide/diabetes-mellitus.html.
(Diakses 21 November 2019).
5. Stöppler, Melissa C. 2019. Diabetes
Symptoms, (Type 1 and Type 2). https://www.medicinenet.com/diabetes_mellitus/article.htm.
(Diakses 21 November 2019).
Sumber : https://doktersehat.com/diabetes/. (Diakses 12 Februari 2021)
Komentar
Posting Komentar